Sabtu, 17 Desember 2011

Keraton Surakarta Hadiningrat


Keraton artinya tempat Ratu. ke-ratu-an. Dalam hal ini Ratu bisa berarti laki – laki maupun perempuan. Surakarta , sura + karta. Sura berarti berani, karta berarti aman dan tentram. Hadiningrat, hadi + ning + rat. Hadi berarti lebih, ning berarti di, rat berarti jagad. Maka Keraton Surakarta Haadiningrat adalah tempat Ratu yang lebih aman dan tentram yang melebihi jagad.
Nama kecil Gusti Puger ialah Gusti Raden Mas Surya Bandono. Gusti berarti bagusing ati (kerata basa), Raden Mas yaitu menunjukan marga, Surya berarti cahaya, dan Bandono berarti mengikat. Saat Keraton dipredikatkan menjadi kerajaan islam, maka dari itu nama Gusti Puger pun di islamkan. Untuk putra, diislamkan dengan cara di tetak / khitan. Untuk putrid, diislamkan dengan cara di sunat / tetes. Dan nama Gusti Puger pun menjadi Gusti Pangeran Haryo Puger. (G.P.H Puger)
Keraton berbudaya dalam membuat nama, membuat nama bangunan, membuat nama tempat, serta membuat nama perhiasan. Budaya merupakan  hasil akal budi manusia. Berasal dari kata budi yang berarti kekuatan atau kemauan yang sangat dalam sehingga bisa menghasilkan sesuatu yang nyata ataupun abstrak. Budaya adi luhung berarti budaya ke perbuatan yang lebih baik. Adi berarti lebih. Luhung berarti tinggi. Luhung berasal dari kata Luhur yang berarti tidak meremehkan.

Busana Keraton Surakarta pun berbudaya dan berkembang. Pakaian semar, gareng, petruk, baggong, bermotif kawung. Sedangkan Ronggowarsito bermotif carik. Pujangga lebih multidimensi dalam berbudaya. Yang disebut pujangga sudah pasti ia sebagai sastrawan pula, tetapi sastrawan belum tentu seorang pujangga. Di Keraton pun tersedia tempat untuk melakukan proses pembelajaran yang disebut Marcukunda.
Keraton memilikki resep – resep jamu jawa. Tapi seiring berkembangnya tekhnologi, perkembangan pengobatan modern perlahan – lahan keberadaan jamu mulai tersingkir.
Arti dari “Layaping aluyut” ialah setengah tidur setengan bangun. Kemudian mencullah ilham dari Tuhan untuk dituntukan pada suatu hal. Di Keraton Surakarta nama Nyi Roro Kidul disebut Kanjeng Ratu Kencana Sari.

Nama – nama bangunan dalam keraton.

Nama bangunan diambil dari agama, kepercayaan, alam yang ditempatkan diberbagai tempat di Keraton. Contohnya Bangunan Bangsal Marcukunda, yaitu tempat untuk mengadili. Kata Marcukunda berasal dari bhs. Jawa Kuna. Marcu berarti api, kunda dalam bahasa melayu berati priuk atau kuali yang digunakan untuk persembahan. Jadi Marcukunda berarti nyala api didalam kuali yang menjulang tinggi. Marcukunda biasanya digunakan oleh para prajurit sehingga dirasa panas.
Bangunan Bangsal Marakat (semorokotong) merupakan tempat untuk abdi dalem beristirahat. Berasal dari bahasa melayu. Biasanya digunakan juga untuk wisuda dan memainkan gamelan.
Bangunan Bangsal Mardirengga merupakan tempat untuk khitanan. Biasanya ditempatkan di maligi didalam keraton. Mardi ialah berbuat yang indah. Rengga berate dihias. Pada masa Hindu merupakan singgasana Dewi Tara yang digunakan untuk khitanan putra mahkota Raja. Sifat bangunanya bisa dilepas dan kemudian dapat dirangkai kembali.
Banyak kata – kata yang dibuat oleh sastrawan yang diambil dari pengaruh agama, alam, dll. Seperti bangunan biru pada marcukunda à rumah joglo.
Bagian dari rumah joglo:
·         Saka guru              : ruang tengah atau bagian  tengah rumah joglo.
·         Saka pangandhap : bagian samping rumah joglo.
·         Saka rawa              : bagian tepi rumah joglo.
·         Pompak (ompak)   : untuk menyangga sarana dan prasarana.
·         Saka genthung      : terletak didekat Gandar sunduk (di bawah saka guru)
·         Takir                     : yang menyambungkan antara cagak satu dengan yang lainnya.
·         Gandar Sundur        : terletak dibawah saka guru
·         Santen                      : guci yang terletak di marcukundha
·         Ander                       : terletak ditengah atas saka guru
·         Emprit Ganthil         : symbol apabila berbunyi berarti ada yang meninggal
·         Dudul                       : pertemuan dari usuk
·         Usuk                         : penguat
·         Kukubima
·         Molo
Nama – nama bangunan memilikki makna karena dalam kehidupan tentu ada sesuatu yang memberikan tanda atau petunjuk. Seperti;
·         Kukubima                         : memilikki keyakinan yang kuat.
·         Pompak (ompak)  : dalam melakukan sesuatu harus mempunyai sarana   dan prasarana.
·         Santen                  : symbol dari perasan kelapa yang putih. Artinya kita harus tetap dalam keadaan suci.
·         Emprit ganthil      : tanda bahwa ada yang meninggal. Artinya kita harus selalu ingat pada kematian.
·         Molo                      :  perjalanan hidup manusia.
·         Usuk                     : merupakan sebuah penguat. Yang mengartikan   hidup itu ada tingkatannya à undha usuk.
Bangunan Joglo berasal dari kata Jog yang berarti tajuk. Joglo yaitu tajuk loro. Tempat – tempat untuk bersembahyang. Di Keraton terdapat beberapa bangunan.

Alun – alun, pada awal dibangun belum ada rerumputan dan masih berupa pasit. Pada tahun 1950an bau ditanami rerumputan.
Alun – alun berasal dari kata aluna dari bahasa arab yang berarti ombak. Jadi diibaratkan sebagai samudra. Dalam alun – alun terdapat dua pohon beringin. Masing – masing bernama Jayadalu yang berate kemenangan, dan Dewa dalu yang berarti Tuhan. Jadi maknanya ialah kita bisa menang jika selalu dilindungi Tuhan. Pohon beringin  tersebut mengartikan kehiupan.
Kita hidup di tengah samudra pasti akan tenggelam maka harus memilikki perahu. Perahu symbol dari agama. Maka disamping alun – alun dibangun sebuah masjid. Yaitu Masjid Agung. Tidak hanya cukup dengan agama, apabila perahu itu didayung tanpa layer maka perahu tersebut akan tenggelam juga. Maka layer diartikan sebagai keimanan. Sedangkan bengawan solo symbol dari keberuntungan.

Tugu pandengan. Atau sekarang ialah pasar gedhe.
Merupakan center dengan bangsal pngrawit. Yang menyimbolkan bahwa raja jika memimpin harus tegas dan tidak terombang ambing. Bangsal pangrawit ialah tempat untuk membahas perjalanan pemerintahan yang kecil – kecil atau tempat pertemuan raja – raja dengan para pemimpin.

·         Gapura.
Gapura merupakan pintu permaafan.

·   Gladak.
Gladak merupakan tempat untuk menarik hwan – hewan perburuan.

·         Bangsal pamurahan. (Selatan gapura)
Untuk membagikan ikan hasil dari buruan kepada yang membutuhkan. Simbolnya Nrima Ing Pandhum(terdapat pada kata – kata jawa) cakra panggalingan berarti roda kehidupan. Karena hidup ters berputar jadi harus disertai dengan kesabaran.

·         Kanopi
Bangunan yang brbentuk kuncung.

·         Pagelaran.
Didalam pagelaran ada :
·         Burung Garuda.
Matanya tajam menyimbolkan bahwa kita harus waspada.
Sayapnya membentang menyimbolkan bahwa hidup ini harus kemana-mana dan tau segala hal yang bisa mendewasakan diri.
Kakinya mencengkram menyimbolkan orang itu harus yakin (tegas), tidak mudah goyah dalam menjalankan tugas.
·         Pagelaran.
Dibuka  untuk membuka tabir yang ada tentang pemerintahan.

Adapula beberapa bangsal. Antara lain;
·         Bangsal pangrawit.
Bangsal pangrawit antara lain untuk menggelar pertemuan para pejabat, memimpin rapat, membicarakan urusan raja.
Ada dua cara untukk menyampaikan pendapat atau pertanyaan kepada raja yaitu dengan penanya harus berada ditempat. Pada masa PB II pada tahun 19 pertengahan, penyampaian pendapat dihilangkan dan diganti dengan Badan Musyawarah di Balai Agung, yaitu dialun – alun sebelah timur à Gedung Permusyawaratan Rakyat, sejenis MPR.
Ada dua bangsal dibelakangnya. Yaitu;
v  Bangsal Singanegara. Tempat untuk menghukum para abdi dalem yang melakukan kesalahan.
v  Bangsal Marta ulut. Tempat untuk para abdi dalem yang patuh.
·         Bangsal  samping kanan dan kiri pagelaran.
v  Bangsal Paciketan. Kita tidak berbuat yang tidak-tidak.
v  Bangsal Pacikeran. Memandang sesuai pada tempatnya.
Artinya tidak boleh jahil dan dalam memandang harus pada tempatnya.
·         Bangsal macam.
Bangsal untuk latihan menangkap binatang buas.
·         Sitinggil.
Semacam symbol supaya ada semacam peringatan. Terdapat dua mijil di sitinggil, yaitu mijil pisan dan mijil kalih. Masing – masing berjalan bersama untuk mencapai mijil ketiga.
Sitinggil  berasal dari siti + tinggil. Siti artinya tanah, sedangkan tinggil artinya yang tinggi.
·         Bangsal sewaya
Tempat persewaan atau datangnya para pejabat.
Menungkur tangkil à raja memimpin upacara.
·         Bangsal witara
Bentuknya mengerucut melambangkan bahwa terdapat Tuhan.
·         Bangsal wisamarta wetan & kulon.
Marta à angin. (Ada kesucian)
·         Balai Rata.
Untuk tempat menunggu. Di depannya ada bangunan tidak menyatu. Digambarkan dalam islam, siratal mustaqim.
Rata berarti kereta.
Rata juga berate datar. Seimbang.
Didepannya ada sebuah gambaran Amandungan (memohon), yaitu tempat permohonan dan memohon ijin.
·         Bangsal semorokotong.
Untuk sesewaan para abdi dalem.
·         Srimanganti.
Sri à raja
Manganti à menunggu.
Dikanan dan kiri srimanganti terdapat pintu yang diatasnya ada ornament à Ratu itu amurba mahesa, maksudnya membina, mengawasi, dan menghukum.




Diatas sanggabuana ada ornament berbentu sengkalan mamet, dibaca angkara.
Naga muluk tinitihan janma.
Naga       à 8
Muluk     à 0
Tinitihan à 8
Janma     à 1
Dialun – alun terdapat gamelan Setu yang dibunyikan setiap hari sabtu jam 16.00 WIB.
·         Bangsal sasana senaka.
Bentuknya joglo, sebagai tempat untuk mengadakan bermacam – macam kegiatan keraton. Seperti, latihan tari putrid, latihan bedhaya srimpi, agenda selapan sehingga diadakan latihan bedhaya ketawang, dll. Ditengah terdapat soko guru à bangsal manguhen (ruang kaca). Dari kata oneng yang berarti pikiran yang kacau. Artinya menunjukan kegaiban Allah yang sangat tinggi, sehingga membuat bingung.  Ditengah ruang kaca terdapat senjata pusaka yang menjadi symbol Tuhan Maha Pencipta, tapi Tuhan juga penghancur, perusak, dan menghukum.
·         Bangsal manutur tangkil.
·         Sasana Andrawina
Untuk menjamu tamu
·         Srimanganti selatan
Terdapat pendhapa magangan untuk melatih pegawai yang sedang magang.
·         Pintu selatan
Pintu koori sembagi dan pintu kori sssssssaleko
·         Sitinggil kidul

Segi delapan melambangkan tentang religi agama hindu. Hasta Brata. Hasta artinya 8. Brata artinya wahyu.

Di dalam Keraton terdapat banyak hiasan – hiasan atau ornament yang memilikki banyak arti.
·         Kubah / tutup saji à sebagai pengawasan hidup lingkungan dan pertemuan. Terdapat sengkalam memet sebagai penunjuk arah mata angin.
·         Pelataran à terdapat banyak pohon  yang ditanam didalam Keraton. Seperti ada sawo kecik yang manfaatnya pohon tersebut mempunyai batang yang kuat tidak mudah patah, daunnya pun lebat dan tebal yang menyerap oksigen lebih banyak, ada juga manila (buahnya ungu seperti terong). Karena dalam Keraton terdapat banyak pohon sawo kecik, maka banya burung yang datang sehingga terlihat asri. Di Keraton terdapat pasir laut yang memilikki kekuatan magis. Yaitu untuk kesehatan. Serta dapat mengurangi debu yang berterbangan sehingga tersa nyaman.
Di belakang bangsal witana ada tembok melintang (aling – aling). Artinya hidup ini tidak boleh dibuka – buka (ada rahasia). Jangan membuka aib.
Tahun 1939 dibangun tugu yang ada di depan pagelaran. Terdapat sengkalan mamet yang berjumlah 60. ada 2 bangsal di belakang pagelaran. Masing – masing untuk memberi penghargaan dan memberikan hukuman.
Symbol yang ada di depan Keraton tepatnya ditengah merupakan symbol mataram. Saat PB X ditambahi lambing bumi. Pintu depan keraton adalah kori kamandungan. Kori kamandungan berarti memohon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar